Laman

Jumat, 02 September 2016

AURELIA NATASYA - 00000012916 (REVISI)

PROSES KREATIF DEWI LESTARI


Pada kesempatan kali ini saya ingin menceritakan seorang penulis asal tanah air yang sangat terkenal melalui karya-karyanya yang luar biasa, yaitu Dewi Lestari. Ia mulai menulis sebuah novel pada saat ia berada di bangku SMP dan ia juga sempat mengirimkan tulisannya ke berbagai media, tetapi selalu ditolak. Hingga akhirnya Dee mulai frustasi dan menjalani kegiatan menulisnya secara diam-diam yang hanya orang terdekatnya yang tahu. Namun, sejak novel pertamanya sukses dipasaran, Dee terus menerus menghasilkan karya  terbaiknya yang tak kalah sukses, mulai dari ketiga serial Supernova, Perahu Kertas, Filosofi Kopi, Madre, dan Rectoverso. Selain buku-bukunya yang sangat laku dipasaran, beberapa dari bukunya juga telah diangkat ke dalam film layar lebar. Seperti film yang sangan fenomenal di kalangan para remaja, yaitu Perahu Kertas.
Setiap penulis pasti mempunyai prosesnya masing-masing dalam menulis. Sama halnya seperti Dewi Lestari, penulis yang suka meditasi dan merupakan seorang vegetarian ini mengatakan bahwa menulis merupakan hal yang sangat penting bagi dirinya karena menulis merupakan suatu proses komunikasi dengan dirinya sendiri dan juga alam kreativitas. Dee juga mengatakan bahwa inspirasi dari tulisan-tulisannya sebagian besar berasal dari perenungan dan sebuah pengamatan yang baik. Banyak sekali sumber inspirasi yang dipaparkan oleh Dewi Lestari, diantaranya dari lingkungan sekitarnya seperti kecoak, kopi, kisah cinta diri sendiri, kisah cinta orang lain bahkan saat ia mandi sekalipun, serta dari buku-buku yang ia baca. Karena ia sudah menulis dan bekerja kreatif selama bertahun-tahun lamanya, ia merasa seperti ada mekanisme yang berjalan dengan sendirinya. Sebagai seorang penulis, ia harus bisa menjadi wadah untuk menghidupkan karakter-karakter yang lahir dan muncul dari dalam benaknya. Waktu menulis pun turut serta mempengaruhi tulisan Dee, ia mengatakan bahwa waktu yang paling tepat untuk dirinya menulis adalah ketika semua tugas duniawi sudah selesai dan hanya ada dirinya sendiri dalam kesunyian. Mengenai gaya tulisannya, Dee selalu terbayang-bayang dengan bacaan dari karya Dr. Sapardi Djoko Damono hal ini dapat diperhatikan dari tulisan dan lirik lagu yang ia tulis. Selain itu, karena ia berasal dari dunia musik, kalimat-kalimat yang ia buat memiliki nada sehingga berlagu dan merdu. Menurut Dee pribadi proses kreatif dalam menulis adalah sebuah fiksi ditambah dengan pengalaman dan pengetahuan serta wawasan penulisnya. Dalam menjalani prosesnya untuk menjadi seorang penulis, Dee selalu merasa menemukan dan mengalami begitu banyak keajaiban. Walaupun, ia bukanlah seorang lulusan Sarjana Sastra dan juga tidak pernah mengikuti satupun komunitas sastra, namun Dee senang menulis karena kecintaannya pada menulis dan tekadnya yang sangat kuat untuk mewujudkan tulisannya ke dalam bentuk buku ataupun novel. Biasanya jangka waktu proses kreatif dari seorang Dewi Lestari bisa bertahun-tahun lamanya, dimulai dari ide pertamanya, rasa keinginannya untuk menulis suatu cerita, hingga rasa keingintahuannya yang besar.
Di dalam tulisannya juga Dee mengatakan bahwa di dalam tulisannya harus mencerdaskan dan mengusik keingitahuan orang untuk belajar lebih banyak lagi. Hal ini dapat dilihat dari tulisan-tulisannya yang selalu memiliki pikiran yang tajam dan beranalisis. Wanita penggemar koming Jepang ini juga memiliki suatu prinsip yang sangat menarik bahwa jangan pernah meremehkan sebuah tulisan dan harus berani dalam menulis. Menurut pendapatnya, sebuah karya seolah-olah memiliki garis takdirnya tersendiri, degup kehidupan, dan keinginannya sendiri. Setiap penulis pasti pernah mengalami writer’s block bahkan penulis yang jam terbangnya sudah tinggi sekalipun tetap mengalaminya. Writer’s block merupakan dimana seorang penulis kehilangan ide untuk melanjutkan alur cerita dari tulisan mereka. Ketika ia sedang berada di dalam pada fase itu (writer’s block) ia akan membiarkan hal tersebut dan akan menghilang dengan sendirinya. Melalui kejenuhan tersebut bagi Dee adalah sebuah kesempatan untuk menyegarkan pikiran dan lepas sejenak dari kegiatan menulis. Dengan rehat sejenak dari kegiatan menulis, maka ide tersebut akan kembali lagi dan bertahan. Namun, jika ide tersebut tidak cukup kuat maka ide itu akan pergi dan pada akhirnya harus dicari kembali ide yang baru. 
Sebagai tambahan, Dewi Lestari mempunyai suatu pesan bagi penulis-penulis muda di tanah air, yaitu tetaplah berfokus pada kualitas, mempunyai motivasi yang cukup kuat untuk terus belajar dan mengembangkan diri, maka mereka akan mempunyai potensi untuk berhasil dan mempunyai basis pembaca yang juga kuat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar