PROSES KREATIF
Benny Rachmadi
Dibalik karya-karyanya yang menarik dan
menghibur, ternyata ada teknik-teknik cerdas Pak Benny dalam memperoleh ide-ide
kreatifnya yang patut kita ketahui. Ada proses menarik bagaimana dia membuat
karya-karyanya begitu simpel dan tidak muluk-muluk, tetapi tetap menghasilkan
kajian yang luar biasa unik dan keren. Dan hal tersebutpun tidak beliau lalui
sendiri, melainkan bersama dengan sahabatnya, Muhammad Misrad
alias Mice.
Begitulah ciri khas kartun Pak Benny dan Pak Mice
yang bisa kita lihat. Ada sesuatu dalam karya mereka yang jarang atau bahkan
tidak akan ditemui dalam karya-karya orang lain. Apa itu ? Yakni bahan/materi
utama yang mereka gunakan dalam karya mereka adalah hal-hal yang paling dekat
dengan mereka. Ditambah lagi hal tersebut begitu tersaji dengan apiknya serta
begitu dinikmati dengan mantapnya oleh para pembaca. Semua ide kreatif Pak
Benny didapatkan dari hal-hal apa saja yang ada dan yang terjadi di
kehidupannya. Dan hal-hal itu juga adalah fenomena yang paling dekat dengan
mereka. Mereka
berdua terus menangkap dan mengumpulkan hal-hal yang unik dan menarik yang ada
disekitar mereka, dan menyajikannya dengan 'gaya' dan kreatifitas mereka
sendiri.
Dalam menggarap satu tema, Pak Benny tidak harus selalu
‘merapatkan ide’. Ide Pak Benny bahkan tak jarang muncul secara tidak sengaja.
Misalnya, saat jalan-jalan di mal, melihat gaya berpakaian anak-anak sekolah.
Dari situ dapat memunculkan ide membuat cerita tentang fashion yang sedang
digemari kalangan anak muda.
Ada
salah satu proses kreatif mereka yang cukup menarik untuk dilirik. Yaitu sebuah
proses kreatif atas inspirasi yang datang dari salah seorang teman mahasiswa
mereka, yang memiliki kelakukan yang membuat geleng-geleng kepala. Dia
mahasiswa yang gemar terlibat dalam berbagai komunitas. Tetapi apa yang dia
jadikan sebagai modal dalam masuk ke komunitas tersebut ? Omdo alias omong
doang jawabannya. Akhirnya, ide datang dari situ. Benny dan tanpa ragu lantas
menjadikan dia sebagai topik utama kartun mereka.
Ada juga salah satu buku mereka yang begitu
berhasil memancing setumpuk perhatian dari para penggemar mereka. Buku yang
diterbitkan pada Januari 2008 tersebut, berjudul Lagak Jakarta: 100 Tokoh Yang
Mewarnai Jakarta. Apa yang terlintas dibenak kalian saat
mendengar judulnya ? Anda pasti akan berpikir bahwa sumber ide dan insprasi
buku tersebut didominasi oleh tokoh-tokoh ibukota nan ternal dan berkuasa,
seperti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Mantan Gubernur DKI Jakarta
Sutiyoso, atau artis-artis Ibukota.
Setelah
kalian membaca bukunya, anda akan mengetahui bahwa hal itu adalah salah besar.
Justru sosok-sosok sederhana seperti para korban banjir, tukang ojek,
nenek-nenek pengajian, pedagang kerak telor, preman, timer, banci lampu merah,
hansip, pengurus kuburan, maling besi, penjual VCD bajakan, kucing kampung,
sampai seorang pengemis dan penipu
yang menggunakan akal cerdik demi mendapatkan uang lah yang menjadi
sumber topik karyanya yang satu ini. Jadi begitulah Pak Benny.
Tidak perlu ada observasi, tidak
perlu ada workshop dan segala macam.
Satu-satunya cara bagaimana dia menciptakan semua buah-buah kekreatifannya
yakni hanya pengamatan semata ! Pengamatan 'asal-asalan' terhadap
fenomena-fenomena yang ada di dekatnya. Dengan cerdasnya, Benny dan Mice mengungkap sisi yang sebenarnya dari
tokoh-tokoh paling realistis yang meyemarakan kota Jakarta. Tengoklah
sudut-sudut kota Jakarta maka tokoh-tokoh tersebut dengan mudahnya kita temui,
seperti VCD bajakan yang dijual bebas di emperan, heboh audisi Indonesian Idol, busway, kemacetan, dan
masih banyak lagi.
Selain melakukan pengamatan, Benny dan Mice juga
menyusun karya mereka dengan berlandaskan kritik. Hal-hal apa saja yang mereka
kritik juga tidak jauh-jauh dari kehidupan mereka. Apa saja hal yang aneh yang
ada didekat mereka, langsung mereka turutsertakan dalam daftar kritikan mereka.
Dan lagi-lagi, ide-ide tersebut berhasil mereka sajikan dalam bentuk yang apik,
kreatif, menarik dan menghibur. Salah satu contohnya yang menarik ialah kritik
Pak Benny dan Mice terhadap budaya latah yang semakin mewabah. Saat itu, Pak
Benny & Mice mendapatkan ide kreatif mereka dari kehidupan mereka sendiri yang
saat itu sebagai pelayan di toko handphone. Suatu hari, ada perempuan cantik
datang berniat membeli HP mewah. Bukannya menawarkan HP mahal, mereka justru
bertanya, kenapa beli HP sampai Rp 7 juta kalau kebutuhannya hanya telepon dan
SMS? Calon pembeli itu pergi dengan kesal dan pemilik toko memecat pak Benny
& Mice.
Selain menciptakan hiburan tersendiri,
kritik-kritik mereka juga cukup menciptakan dampak positif yang tidak
main-main. Siapa saja yang membaca karya-karya mereka, pasti akan timbul
‘kesadaran’ tersendiri bahwa mereka ternyata juga adalah bagian dari kritik
mereka, dan akhirnya kemungkinan mereka untuk ‘berubah menjadi lebih baik’ akan
semakin lebih besar. Bayangkan, proses memperoleh ide kreatif yang begitu
sederhana, tenyata bisa berujung dampak yang begitu bisa diperhitungkan.
Satu
hal yang turut menambah daftar keunikan karya-karya Pak Benny adalah pemilihan tokoh
atau karakter yang mereka libatkan. Dalam pemilihan tokoh, mereka menggunakan
cara yang tidak biasa tetapi tetap sederhana dan pastinya kreatif. Bagaimana
caranya ? Mereka menggambar diri Pak Benny sendiri ! Ya, beliau menjadikan
'versi kartun' dari dirinya sendiri sebagai tokoh utama dalam buku-bukunya.
Begitu juga dengan Pak Misrad, beliau juga melakukan demikian. Alhasil, dikenalah
dua karakter kocak yang selalu bersama-sama, yang hingga sekarang kita kenal
sebagai Benny & Mice.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar