Laman

Sabtu, 17 September 2016

Proses Kreatif "Benny Rachmadi"-Nobertus Mario Baskoro (00000013063) [REVISI]

PROSES KREATIF
Benny Rachmadi

Dibalik karya-karyanya yang menarik dan menghibur, ternyata ada teknik-teknik cerdas Pak Benny dalam memperoleh ide-ide kreatifnya yang patut kita ketahui. Ada proses menarik bagaimana dia membuat karya-karyanya begitu simpel dan tidak muluk-muluk, tetapi tetap menghasilkan kajian yang luar biasa unik dan keren. Dan hal tersebutpun tidak beliau lalui sendiri, melainkan bersama dengan sahabatnya, Muhammad Misrad alias Mice.
Begitulah ciri khas kartun Pak Benny dan Pak Mice yang bisa kita lihat. Ada sesuatu dalam karya mereka yang jarang atau bahkan tidak akan ditemui dalam karya-karya orang lain. Apa itu ? Yakni bahan/materi utama yang mereka gunakan dalam karya mereka adalah hal-hal yang paling dekat dengan mereka. Ditambah lagi hal tersebut begitu tersaji dengan apiknya serta begitu dinikmati dengan mantapnya oleh para pembaca. Semua ide kreatif Pak Benny didapatkan dari hal-hal apa saja yang ada dan yang terjadi di kehidupannya. Dan hal-hal itu juga adalah fenomena yang paling dekat dengan mereka. Mereka berdua terus menangkap dan mengumpulkan hal-hal yang unik dan menarik yang ada disekitar mereka, dan menyajikannya dengan 'gaya' dan kreatifitas mereka sendiri.
Dalam menggarap satu tema, Pak Benny tidak harus selalu ‘merapatkan ide’. Ide Pak Benny bahkan tak jarang muncul secara tidak sengaja. Misalnya, saat jalan-jalan di mal, melihat gaya berpakaian anak-anak sekolah. Dari situ dapat memunculkan ide membuat cerita tentang fashion yang sedang digemari kalangan anak muda.
Ada salah satu proses kreatif mereka yang cukup menarik untuk dilirik. Yaitu sebuah proses kreatif atas inspirasi yang datang dari salah seorang teman mahasiswa mereka, yang memiliki kelakukan yang membuat geleng-geleng kepala. Dia mahasiswa yang gemar terlibat dalam berbagai komunitas. Tetapi apa yang dia jadikan sebagai modal dalam masuk ke komunitas tersebut ? Omdo alias omong doang jawabannya. Akhirnya, ide datang dari situ. Benny dan tanpa ragu lantas menjadikan dia sebagai topik utama kartun mereka.
Ada juga salah satu buku mereka yang begitu berhasil memancing setumpuk perhatian dari para penggemar mereka. Buku yang diterbitkan pada Januari 2008 tersebut, berjudul Lagak Jakarta: 100 Tokoh Yang Mewarnai Jakarta. Apa yang terlintas dibenak kalian saat mendengar judulnya ? Anda pasti akan berpikir bahwa sumber ide dan insprasi buku tersebut didominasi oleh tokoh-tokoh ibukota nan ternal dan berkuasa, seperti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, atau artis-artis Ibukota.
Setelah kalian membaca bukunya, anda akan mengetahui bahwa hal itu adalah salah besar. Justru sosok-sosok sederhana seperti para korban banjir, tukang ojek, nenek-nenek pengajian, pedagang kerak telor, preman, timer, banci lampu merah, hansip, pengurus kuburan, maling besi, penjual VCD bajakan, kucing kampung, sampai seorang pengemis dan penipu yang menggunakan akal cerdik demi mendapatkan uang lah yang menjadi sumber topik karyanya yang satu ini. Jadi begitulah Pak Benny.
Tidak perlu ada observasi, tidak perlu ada workshop dan segala macam. Satu-satunya cara bagaimana dia menciptakan semua buah-buah kekreatifannya yakni hanya pengamatan semata ! Pengamatan 'asal-asalan' terhadap fenomena-fenomena yang ada di dekatnya. Dengan cerdasnya, Benny dan Mice mengungkap sisi yang sebenarnya dari tokoh-tokoh paling realistis yang meyemarakan kota Jakarta. Tengoklah sudut-sudut kota Jakarta maka tokoh-tokoh tersebut dengan mudahnya kita temui, seperti VCD bajakan yang dijual bebas di emperan, heboh audisi Indonesian Idol, busway, kemacetan, dan masih banyak lagi.
Selain melakukan pengamatan, Benny dan Mice juga menyusun karya mereka dengan berlandaskan kritik. Hal-hal apa saja yang mereka kritik juga tidak jauh-jauh dari kehidupan mereka. Apa saja hal yang aneh yang ada didekat mereka, langsung mereka turutsertakan dalam daftar kritikan mereka. Dan lagi-lagi, ide-ide tersebut berhasil mereka sajikan dalam bentuk yang apik, kreatif, menarik dan menghibur. Salah satu contohnya yang menarik ialah kritik Pak Benny dan Mice terhadap budaya latah yang semakin mewabah. Saat itu, Pak Benny & Mice mendapatkan ide kreatif mereka dari kehidupan mereka sendiri yang saat itu sebagai pelayan di toko handphone. Suatu hari, ada perempuan cantik datang berniat membeli HP mewah. Bukannya menawarkan HP mahal, mereka justru bertanya, kenapa beli HP sampai Rp 7 juta kalau kebutuhannya hanya telepon dan SMS? Calon pembeli itu pergi dengan kesal dan pemilik toko memecat pak Benny & Mice.
Selain menciptakan hiburan tersendiri, kritik-kritik mereka juga cukup menciptakan dampak positif yang tidak main-main. Siapa saja yang membaca karya-karya mereka, pasti akan timbul ‘kesadaran’ tersendiri bahwa mereka ternyata juga adalah bagian dari kritik mereka, dan akhirnya kemungkinan mereka untuk ‘berubah menjadi lebih baik’ akan semakin lebih besar. Bayangkan, proses memperoleh ide kreatif yang begitu sederhana, tenyata bisa berujung dampak yang begitu bisa diperhitungkan.    
Satu hal yang turut menambah daftar keunikan karya-karya Pak Benny adalah pemilihan tokoh atau karakter yang mereka libatkan. Dalam pemilihan tokoh, mereka menggunakan cara yang tidak biasa tetapi tetap sederhana dan pastinya kreatif. Bagaimana caranya ? Mereka menggambar diri Pak Benny sendiri ! Ya, beliau menjadikan 'versi kartun' dari dirinya sendiri sebagai tokoh utama dalam buku-bukunya. Begitu juga dengan Pak Misrad, beliau juga melakukan demikian. Alhasil, dikenalah dua karakter kocak yang selalu bersama-sama, yang hingga sekarang kita kenal sebagai Benny & Mice.  





Tidak ada komentar:

Posting Komentar