Laman

Kamis, 01 September 2016

(Nobertus Mario Baskoro-00000013063) Mulai dari Lihat Sini, Kemudian Lihat Sana. Inilah Bagaimana Cara Benny Rachmadi Mendapatkan Ide Kreatifnya

Benny Rachmadi merupakan seorang kartunis yang lahir Samarinda, 23 Agustus 1969. Sejak kecil beliau sudah dikenal sebagai anak yang sangat senang menggambar dan mengamati segala hal yang ada disekitarnya. Saat besar, Benny sadar betul akan berpotensinya hal tersebut. Maka dari itu Benny pun lantas tak sudi jika bakatnya terbuang sia-sia. Dia pun bercita-cita menjadi seorang ahli grafis, dan memegang kokoh impian tersebut. Akhirnya berlanjutlah perjuangannya di IKJ. Selama proses perkuliahan, dia terus mengasah jiwa kreatifnya. Dia juga semakin sering melakukan pengamatan terhadap berbagai fenomena sosial yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yang dimana hal tersebut bahkan dianggap tidak menarik oleh banyak orang.
Kenapa saya memilih Pak Benny ? Karena tentunya selain atas kekaguman saya yang muncul setelah saya membaca karya-karyanya, juga karena atas betapa cerdasnya teknik Pak Benny dalam memperoleh ide-ide kreatifnya. Proses bagaimana dia membuat karya-karyanya begitu simpel dan tidak muluk-muluk, tatapi tetap menghasilkan kajian yang luar biasa bagus dan menghibur. Penasaran ? Simak essay berikut.
Suatu hari, Benny Rachmadi bertemu dengan Muhammad Misrad alias Mice. Mereka pun memutuskan untuk berduet untuk ber-kartun-ria. Tidak disangka, mereka berdua pasangan seniman yang begitu cocok dan terarah. Bermodalkan kepekaan pak Benny, mereka memutuskan untuk menjadikan segala hal yang ada di sekitarnya sebagai sarangnya inspirasi bagi karya-karya mereka. Mereka berdua terus menangkap dan mengumpulkan hal-hal yang unik dan menarik yang ada disitu, dan menyajikannya dengan 'gaya' dan kreatifitas mereka sendiri.
Ada salah satu inspirasi mereka yang cukup menarik untuk dilirik. Yaitu sebuah inspirasi yang datang dari salah seorang teman mahasiswa mereka, yang memiliki kelakukan yang membuat geleng-geleng kepala. Dia mahasiswa yang gemar terlibat dalam berbagai komunitas. Tetapi apa yang dia jadikan sebagai modal dalam masuk ke komunitas tersebut ? Omdo alias omong doang jawabannya. Akhirnya, ide datang dari situ. Benny dan tanpa ragu lantas menjadikan dia sebagai topik utama kartun mereka.


Ada salah satu buku mereka yang begitu berhasil memancing setumpuk perhatian dari para penggemar mereka. Buku yang diterbitkan pada Januari 2008 tersebut, berjudul Lagak Jakarta: 100 Tokoh Yang Mewarnai Jakarta. Apa yang terlintas dibenak kalian saat mendengar judulnya ? Anda pasti akan berpikir bahwa sumber ide dan insprasi buku tersebut didominasi oleh tokoh-tokoh ibukota nan ternal dan berkuasa, seperti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, atau artis-artis Ibukota.
Setelah kalian membaca bukunya, anda akan mengetahui bahwa hal itu adalah salah besar. Justru sosok-sosok sederhana seperti para korban banjir, tukang ojek, nenek-nenek pengajian, pedagang kerak telor, preman, timer, banci lampu merah, hansip, pengurus kuburan, maling besi, penjual VCD bajakan, kucing kampung, sampai seorang pengemis dan penipu yang menggunakan akal cerdik demi mendapatkan uang lah yang menjadi sumber topik karyanya yang satu ini. Jadi begitulah Pak Benny. Tidak perlu ada observasi, tidak perlu ada pengunjungan. Satu-satunya cara bagaimana dia menciptakan semua buah-buah kekreatifannya yakni hanya pengamatan semata ! Pengamatan 'asal-asalan' terhadap fenomena-fenomena yang ada di dekatnya. Dengan cerdasnya, Benny dan Mice mengungkap sisi yang sebenarnya dari tokoh-tokoh paling realistis yang meyemarakan kota Jakarta. Tengoklah sudut-sudut kota Jakarta maka tokoh-tokoh tersebut dengan mudahnya kita temui, seperti VCD bajakan yang dijual bebas di emperan, heboh audisi Indonesian Idol, busway, kemacetan, dan masih banyak lagi.
Selain melakukan pengamatan, Benny juga sering melakukan kritik. Hal-hal apa saja yang mereka kritik juga tidak jauh-jauh dari kehidupan mereka. Apa saja hal yang aneh yang ada didekat mereka, langsung mereka turutsertakan dalam daftar kritikan mereka. Dan lagi-lagi, ide-ide tersebut berhasil mereka sajikan dalam bentuk yang apik, kreatif, menarik dan menghibur. Salah satu contohnya yang menarik ialah kritik Pak Benny dan Mice terhadap budaya latah yang semakin mewabah. Saat itu, Pak Benny & Mice mendapatkan ide kreatif mereka dari kehidupan mereka sendiri yang saat itu sebagai pelayan toko handphone. Sseorang 
Suatu hari, ada perempuan cantik datang berniat membeli HP mewah. Bukannya menawarkan HP mahal, mereka justru bertanya, kenapa beli HP sampai Rp 7 juta kalau kebutuhannya hanya telepon dan SMS? Calon pembeli itu pergi dengan kesal dan pemilik toko memecat pak Benny & Mice.
Selain menciptakan hiburan tersendiri, kritik-kritik mereka juga cukup menciptakan dampak positif yang tidak main-main. Siapa saja yang membaca karya-karya mereka, pasti akan timbul ‘kesadaran’ tersendiri bahwa mereka ternyata juga adalah bagian dari kritik Pak Benny, dan akhirnya kemungkinan mereka untuk ‘berubah menjadi lebih baik’ akan semakin lebih besar. Bayangkan, proses memperoleh ide kreatif yang begitu sederhana, tenyata bisa berujung dampak yang begitu bisa diperhitungkan.    
Satu hal yang turut menambah daftar keunikan karya-karya Pak Benny adalah pemilihan tokoh atau karakter yang mereka libatkan. Dalam pemilihan tokoh, mereka menggunakan cara yang tidak biasa tetapi tetap sederhana dan pastinya kreatif. Bagaimana caranya ? Mereka menggambar diri Pak Benny sendiri ! Ya, beliau menjadikan 'versi kartun' dari dirinya sendiri sebagai tokoh utama dalam buku-bukunya. Begitu juga dengan Pak Misrad, beliau juga melakukan demikian. Alhasil, dikenallah dua karakter kocak yang selalu bersama-sama, yang hingga sekarang kita kenal sebagai Benny & Mice.  
Ya begitulah ciri khas kartun Pak Benny dan Pak Mice yang bisa kita lihat. Ada sesuatu dalam karya mereka yang jarang atau bahkan tidak akan ditemui dalam karya-karya orang lain. Apa itu ? Yakni bahan/materi utama yang mereka pakai adalah hal-hal yang paling dekat dengan mereka. Ditambah lagi hal tersebut begitu tersaji dengan apiknya serta begitu dinikmati dengan mantapnya oleh para pembaca. Inti dari ini semua, semua ide kreatif Pak Benny didapatkan dari hal-hal apa saja yang ada dan yang terjadi di kehidupannya. Dan hal-hal itu juga adalah fenomena yang paling dekat dengan mereka. Dalam menggarap satu tema, Pak Benny tidak harus selalu ‘merapatkan ide’. Ide Pak Benny bahkan tak jarang muncul secara tidak sengaja. Misalnya, saat jalan-jalan di mal, melihat gaya berpakaian anak-anak sekolah. Dari situ dapat memunculkan ide membuat cerita tentang fashion yang sedang digemari kalangan anak muda.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar